Ini Web/Blog Pribadi, dibuat sebagai catatan online agar tidak gampang hilang HOME

Trik Agar Anak Mau Mondok

 

Tips dan Trik Agar Anak Mau Mondok 

Sumber dari Rijal Mumazziq Z


Ada beberapa langkah yang mungkin bisa diterapkan agar anak mau mondok di pondok pesantren. Tahapan ini dilakukan pelan-pelan, tidak langsung diindoktrinasi.

Sehingga anak bisa dengan sukarela mondok, bahkan bersemangat menjadi santri.

1. Sering mengajak anak kita sowan ke kiai-kiai kampung, khususnya guru kita.

Mintakan doa kepada beliau-beliau agar keturunan kita menjadi santri dan kelak kerasan mondok. Gestur, cara duduk, gaya berkomunikasi orangtua dengan gurunya, juga adab sowan; yang semuanya dilihat oleh buah hati adalah pelajaran karakter mendasar.

Kita tidak mendoktrin dan mendekte, tapi anak belajar langsung terhadap apa yang dia lihat. Itulah yang kelak dia praktikkan saat sowan kepada guru-gurunya.

2. Sering memintakan doa kepada para ulama, siapapun.

Agar kelak anak terbuka hatinya untuk mondok. Jika sowan kepada kiai A, B, C yang alumni Ploso, Lirboyo, atau Langitan, mintakan doa agar anak kita juga mondok di almamater beliau-beliau.

Jika sowan kepada kiai D, E, F yang alumni Makkah, Yaman, atau Mesir, misalnya, mintakan doa pula agar kelak anak anak kita bisa belajar di sana.

3. Menceritakan kepada anak keteladanan para ulama pesantren

Sehingga terbersit hati anak untuk menjadi seperti mereka. Kisahkan keteladanan ulama kita saat nyantri (kesabaran, keteguhan, dan ketawadluan), agar kelak dia bisa tahan lama saat mondok.

Di tahap awal, anak mungkin terlupa dengan nama ulama yang kita ceritakan. Namun jika berulang kali dikisahkan, lambat laun nama ulama-ulama ini akan terpatri di hatinya.

4. Menceritakan kisah lucu saat di pesantren, ataupun kisah unik lainnya.

Khususnya saat orangtuanya dulu nyantri. Ini menjadikan gambaran pesantren yang indah ada di hatinya.

5. Sering mengajak anak hadir dalam haul ulama

Fungsi, akan membentuk alaqah ruhaniyah antara ulama yang telah wafat dengan diri anak.

6. Sering mengajak anak hadir dalam majelis simaan, pengajian dan shalawatan.

Ini menumbuhkan kecintaannya kepada al-Qur'an, Rasulullah dan ilmu. Pengkondisian kognitif ini penting agar suasana batinnya terus terasah dengan komunitas ini. Yang kelak juga akan dia rasakan saat mondok.

7. Menunjukkan bukti dan prestasi para santri yang dimuat di media massa.

Agar anak membaca dan bisa punya keinginan seperti mereka. Prestasi apapun. Baik dalam ilmu agama maupun rumpun keilmuan lainnya.

8. Ziarah ke makam para ulama.

Perziarahan ke malam ulama akan menumbuhkan rasa penasaran. Siapa nama ulama yang diziarahi? Mengapa beliau harus kita ziarahi?

Apa kontribusinya bagi Islam dan Indonesia? Dan ragam pertanyaan lain yang muncul dari rasa penasaran.

Jika anak pasif, tidak bertanya, jelaskan pelan-pelan alasan mengapa kita perlu menziarahi pusara beliau-beliau.

9. Diajak mengunjungi beberapa pesantren.

Semacam pengenalan dasar. Agar terbentuk mindset kelak akan mondok si sini, atau di sana.

Dari kunjungan ke berbagai pesantren, anak akan merangkai keinginan-keinginannya untuk mondok sesuai dengan imajinasi dan visi dasar yang dia bentuk.

10. Ajak dialog pelan-pelan

Ajak dialog pelan-pelan dalam suasana santai, tidak doktriner, bahwa dirinya kelak akan mondok, belajar, dan ditempa menjadi calon ulama dan pemimpin.

11. Profilling

Kisahkan sosok ulama A yang masih hidup kepadanya, keteladanannya dan reputasi keilmuannya. Lalu ajak sowan kepada beliau.

Ini bisa menumbuhkan keinginannya untuk menjadi seperti beliau, atau mondok di tempat ulama A ini dulu pernah belajar.

Kalau belum cukup, saat sowan, minta izin kepada ulama A agar anak bisa berfoto bersama beliau. Andaikan kelak si anak tidak mau mondok, sodorkan foto kenangan tersebut. Bahwa dirinya dulu pernah berpose dengan beliau.

Ini strategi sampingan yang bisa jadi hasilnya juga efektif.



Mungkin seperti itu. Sudah saya praktekkan. Anak mbarep saya "ngotot" pengen mondok, dan nagih terus menerus sejak 2 bulan silam agar diajak mengunjungi Tambakberas.

Mengapa ke sini? Beberapa guru-gurunya, termasuk guru ngaji TPQ adalah alumni Tambakberas, dan juga saya sediakan buku tebal sejarah Tambakberas yang saya juga ikut urun beberapa artikel di dalamnya.

Walaupun dia membaca secara acak dan tidak sistematis--hanya dibaca beberapa bab yang dia anggap menarik-- rupanya cukup membuatnya jatuh cinta pada Tambakberas dan ingin nyantri disana.

Ini tahap awal pengenalan agar anak mau mondok. Nanti disusul trik agar anak kerasan mondok. 😎